Weight Buton Street Go North

By Line: Dedy Kurniawan
Last week, I get the opportunity to visit North Buton Regency, one of the two-level area in the Province of Southeast Sulawesi is not yet three years to stand on its own separated from Kabupaten Muna. Is not easy to achieve Ereke, which is currently the center of North Buton Regency. Stories concerning the displacement field must be to be able to in the district that, in fact true. Jeep car ride, I depart from the City of Baubau about 06.00 pm to Ereke. Asphalt roads can only be enjoyed up to the border Buton Regency. When entering the border of North Buton Regency, then surely the start.
Starting from the condition of streets full of mud hollow until I have to skip as long as 132 kilometers. Displacement field must be the way to make a jeep that I use several times stuck in the mud wallow. In fact, one of the cars that participated in the group of us can not continue the journey. See the field the way that we skip, I think reasonable people are demanding North Buton Regency separated from Muna and stand alone as autonomous district. Imagine, for 17 years people have to go through North Buton road. Residents said even if the rains come they must stay at least three days in the can until the new road in the city of Baubau. After a whole day in the car shake, right at 07.00 am, we arrived in the entourage Ereke. No longer feeling tired can be. The whole body feels stiff. But, when viewing the life of the local community. Feeling tired becomes fascinated. Simple and natural life is very clearly visible. Children of the fishermen without fear slightest drop to the sea, eager to play and shoot the boat on the roof. North Buton region itself is a region rich products. According to research the local government a number of potential mines, such as bitumen, gold, nickel and uranium stored in the belly of the earth North Buton Regency. All potential mine is up to now still waiting for a touch of investors who would like to embed investment in the region.

******

Jalan Berat Menuju Buton Utara

By Line : Dedy Kurniawan

Pekan lalu, saya mendapat kesempatan berkunjung ke Kabupaten Buton Utara, salah satu daerah tingkat dua di Provinsi Sulawesi Tenggara yang belum tiga tahun berdiri sendiri lepas dari Kabupaten Muna. Ternyata tidak mudah untuk mencapai Ereke, yang saat ini menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Buton Utara.
Cerita soal beratnya medan yang harus dilalui untuk bisa sampai di kabupaten itu, ternyata benar adanya. Menumpang kendaran jeep, saya berangkat dari Kota Baubau sekitar jam 06.00 pm menuju ke Ereke. Jalan mulus beraspal hanya bisa dinikmati hingga perbatasan Kabupaten Buton. Saat memasuki perbatasan Kabupaten Buton Utara, perjalanan sesungguhnya barulah dimulai.
Mulai dari kondisi jalanan berlubang hingga penuh lumpur harus saya lalui sepanjang 132 kilometer. Beratnya medan jalan yang harus dilalui membuat jeep yang saya tumpangi beberapa kali terjebak di kubangan lumpur. Bahkan, salah satu mobil yang ikut dalam rombongan kami tak bisa melanjutkan perjalanan.
Melihat medan jalan yang kami lalui, saya berpikir wajar saja masyarakat Buton Utara menuntut berpisah dari Kabupaten Muna dan berdiri sendiri sebagai kabupaten otonom. Bayangkan, selama 17 tahun masyarakat Buton Utara harus melalui jalan itu. Warga bahkan mengatakan, jika musim hujan tiba mereka harus menginap paling sedikit tiga hari di jalan baru bisa sampai di Kota Baubau.
Setelah seharian terguncang-guncang di dalam mobil, tepat pukul 07.00 am, rombongan kami tiba di Ereke. Rasa lelah tak lagi bisa dikatakan. Seluruh badan terasa pegal. Tapi, saat melihat kehidupan masyarakat setempat. Rasa lelah berubah menjadi kagum. Kehidupan sederhana dan alami sangat jelas terlihat. Anak-anak nelayan tanpa takut sedikit pun terjatuh ke laut, terlihat asyik bermain dan mengobrol di atas atap perahu.
Wilayah Buton Utara sendiri merupakan daerah yang kaya hasil tambang. Menurut penelitian pemerintah daerah setempat sejumlah potensi tambang seperti aspal, emas, nikel bahkan uranium tersimpan di perut bumi Kabupaten Buton Utara. Semua potensi tambang itu hingga kini masih menunggu sentuhan investor yang mau menanamkan investasinya di daerah itu.